Senin, 31 Maret 2014



Carolus Linnaeus sebagai peletak dasar klasifikasi mengetengahkan sistem kode internasional tata nama ilmiah yang disebut binomial nomenklatur, yang berarti tata nama ganda. Aturan tata nama ilmiah adalah sebagai berikut.
1.      Nama ilmiah terdiri dari dua kata dalam bahasa latin atau kata yang dilatinkan.
2.      Kata pertama menunjukkan marga (genus) yang ditulis dengan huruf pertama kapital.
3.      Kata kedua menunjukkan jenis (spesies) yang ditulis dengan huruf kecil
4.      Nama ilmiah ditulis dengan huruf miring atau dengan garis bawah.
Contohnya Jagung memiliki nama ilmiah Zea mays
Sistem penamaan di atas tidak terlepas dari klasifikasi, yaitu klasifikasi yang dilakukan secara bertingkat. Setiap tingkatan disebut takson. Semakin tinggi tingkatan takson semakin sedikit persamaan cirinya, semakin rendah tingkatan takson semakin banyak persamaan cirinya.
Salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk mengklasifikasi makhluk hidup adalah dengan menyusun ciri yang berlawanan. Pada setiap langkah terdapat dua pilihan (dua ciri yang saling berlawanan) yang harus dipilih untuk menentukan urutan identifikasi berikutnya. Perangkat kunci determinasi seperti ini disebut kunci dikotomi. Jika salah satu ciri telah sesuai, alternatif lainnya akan gugur

0 komentar:

Posting Komentar